Friday 16 May 2008

KESAKSIAN HIDUP BELAJAR SETUJU DENGAN TUHAN

Kesaksian nyata : YESUS MELOLOSKANNYA DARI KEGANASANSTEVAN JOHNSON SYNDROME

Diliput oleh Erna S. Tjandra( (Isteri korban)

Sebuah kesaksian dari seorang hamba Tuhan yang memiliki panggilan Tuhan secara khusus dalam hidupnya. Mengajak kita untuk merasakan betapa indahnya setuju dengan Allah dalam segala rencanaNya

Awal Panggilannya.

Pdt.Samuel Irwan Santoso demikianlah nama lengkap hamba Tuhan ini yang melayani Tuhan sebagai Gembala sidang di GBI “Aula Rudal” kota Bontang Kalimantan Timur, Pria kelahiran Surabaya 7 april 1073 ini bercita cita menjadi Hamba Tuhan Full Time sejak ia berada di bangku SMA tahun 1990, ia mendapatkan peneguhan bahwa Tuhan memanggil dia secara kusus menjadi pelayanNya, dan ketika lulus SMA th 1991 ia langsung memenuhi panggilan Tuhan dengan masuk sekolah Teologi di STT Tawangmangu yahun1991 Disana ia diproses dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan sehingga karakternya banyak diubahkan Tuhan. Disanalah ia bernazar dengan Tuhan bahwa ia akan menjadi hamba Tuhan secara fulltime melayani dimanapun Tuhan tempatkan. 20 Mei 1993 ia lulus dengan baik di sekolah pembentukan karakter itu dan ia berangkat menuju kalimantan Timur 31 mei 1993
ditempatkan di Kecamatan Mangkupalas Samarinda seberang untuk masa prakteknya dibawah pembinaan seorang gembala beraliran Pantekosta Pdt Yusuf Duma: (GPSI Filadelfia).

Menolak Kesesakan


Ternyata menjadi hamba Tuhan tidaklah semudah yang dibayangkan pria ini, apalagi hanyamenjadi seorang pengerja yang bukan dikota besar.Walaupun selama 2 tahun penuh saat iamenjadi pengerja/fulttimer di gereja tersebut ia banyak diperlengkapi dengan karunia rohanidan penyingkapan Firman Tuhan, hal itu tidaklah membuat ia betah menjadi pengerja karenafaktor ekonomi yang sedemikian sulit dan terbatas baginya. Kesesakan keadaan sering dia alamidalam masanya menjadi pengerja, Ia berniat untuk part time dan mencari pekerjaan. Desakanuntuk mencari pekerjaan itu makin kuat ketika ia berkenalan dengan seorang gadis cantik asalsamarinda di sebuah pertandingan vocal group di sebuah gereja di Kota Samarinda. Perkenalanmakin akrab dan dorongan keinginan untuk bekerja guna mencari penghasilan yang lebih baikmakin kuat dalam dirinya. Akhirnya ia berdalih mau menggunakan penghasilannya untukmensupport pekerjaan Tuhan kalau ia sdh bekerja. Akhirnya dengan meninggalkan nazarnya iamencoba melamar disebuah perusahaan kayu PT Wana Nusa perkasa di kota Samarinda. Dengan berbekal ijazah SMA dan ijazah komputer, serta bahasa Inggris ia meninggalkanpelayanan pada tahun 1995 ia diterima di perusahan kayu tersebut di kota operator radio Samarinda sebagaiSSB saja. Namun keuletan dan kreatifitasnya di bidang komputer akhirnya dalamwaktu 5 bulan ia diangkat menjadi kepala adminstrasi produksi log di perusahaan itu. Tentu sajagaji dan penghasilan makin baik sehingga ia bisa membeli perabotan rumah dan menyewarumah. Ia berpikir bahwa Tuhan senang dengan pelariannya itu., ia lupa bahwa “ada jalan yang disangka lurus namun ujungnya menuju kebinasaan “(Ams 14:12) yang Pelayanan merupakan haldiabaikan olehnya, ia lebih memfokuskan diri pada pekerjaan dari pada pelayanan, diaakhirnya dapat membiayai pernikahan dengan gadis yang dicintainya Erna Tjandra pada 22 Feb 1997 dan dikarunia seorang putri. Banyak hamba Tuhan yang mengingatkan dia untuk kembali pada pelayanan menepati nazarnya, namun iamengabaikannya..

HAMPIR MENJEMPUTNYA

Text Box:  Kebahagiaan Samuel dan isterinya dikejutkan dengan sebuah badai hidup yang berat dalam hidupnya. Ketika anak pertamanya berumur 2 bulan tepat tanggal 2 Januari 1998 tiba-tiba pemuda tampan ini merasakan sakit yang biasa ia alami yaitu masuk angin, demam, tenggorokan sakit dan mata merah. Karena ia seorang yang berkedudukan di perusahaan maka ia mendapat fasilitas pengobatan dari perusahaan sehingga ia memanfaatkannya dengan berobat ke dokter spesialis mata di salah satu dokter mata di samarinda, ketika pelipis mata dipegang oleh dokter mata itu ia berkata “badannya demam saya kasih obat penurun panas bernama paracetamol” kemudian karena keesokan harinya demamnya tak kunjung turun ia pergi sendirian ke dokter umum dan ketika itu sudah timbul bintik-bintik merah pada lengannya dan telapak tangan dan kaki terasa sakit jika memegang/menginjak suatu benda keras terasa sakit/nyeri. Oleh dokter umum tersebut ia diberi obat pembunuh Virus karena menurut diagnosanya ia terkena infeksi Virus ditambah dengan pamol obat penurun panas. Samuel tidak menceritakan kepada dokter umum itu bahwa ia juga diberi beberapa jenis obat oleh dokter mata. Setibanya ia di rumah ia minum semua obat dari kedua dokter tersebut karena ingin cepat sembuh dan akibatnya sungguh mengerikan karena mencampur sendiri beberapa jenis obat tersebut.



.

No comments: